BERBEDA pendapat itu biasa saja. Dan saya yang pernah kuliah di 6 (enam) perguruan tinggi terlalu sering berbeda pendapat. Namunberbeda pendapat ada dua macam, yaitu asal berbeda pendapat dan benar-benar berbeda pendapat. Menghargai perbedaan pendapat juga tak berarti pendapat yang salah dikatakan benar dan pendapat yang benar dikatakan salah.
Asal berbeda pendapat
Yaitu pendapat yang tidak diikuti argumentasi atau penalaran yang logis dan benar, Misalnya:
Saya membuat status berbunyi “ Kalau ada Facebooker suka ngeyel, maka saya akan langsung meremove-nya” Kemudian ada komentar “Berarti Anda tidak menghargai perbedaan pendapat,dong”
Maka,komen itu merupakan “asal berbeda pendapat”, sebab tidak didukung argumentasi atau penalaran. Sebab, orang ngyel adalah orang yang sudah diberi tahu pendapatnya salah,tetapi tetap ngotot bahwa pendapatnya benar tanpa didukung penalaran yang logis dan benar.
Benar-benar berbeda pendapat
Yaitu pendapat yang diikuti argumentasi atau penalaran yang logis dan benar.
Saya membuat status berbunyi “ Kalau ada Facebooker suka ngeyel, maka saya akan langsung meremove-nya” Kemudian ada komentar “Kalau saya punya pendapat lain. Kalau ada Facebooker suka ngeyel,maka saya bukan hanya meremovenya,tetapi saya akan tantang Facebooker tersebut untuk membuat artikel di FB agar dia menjelaskan argumentasinya secara logis dan benar.
Benar dan tidak benar wilayahnya ilmu logika
Tiap pendapat, pasti mengandung unsur “salah” dan “benar”. Untuk mengetahui mana yang salah dan benar, maka ilmunya yaitu ilmu logika.Tepatnya ilmu logika matterial atau epistemologi. Oleh karena itu, tiap kali kita membuat perbedaan pendapat, harus disertai penalaran atau logika yang logis dan benar. Bukan hanya logis.
Menghargai perbedaan pendapat tidak berarti membenarkan pendapat yang salah
Banyak orang mengira, menghargai pendapat berarti meng”iya”kan pendapat orang lain yang salah. Kalau itu terjadi, berarti Anda membenarkan sebuah kesalahan.
Menghargai perbedaan pendapat yaitu apabila pendapatnya benar,tetapi sudut pandangnya lain. Misalnya, Si A berpendapat bahwa demokrasi yaitu apabila gubernur dipilih langsung oleh rakyat. Sedangkan Si B berpendapat demokrasi yaitu apabila ada beberapa calon gubernur diusulkan DPRRI berdasarkan hasil musyawarah untuk mufakat dan disetujui DPR Dati I berdasarkan hasil musyawarah untuk mufakat. Jadi, menghargai pendapat yaitu apabila pendapat orang lain didukung argumentasi yang objektif.
Kesimpulan.
1.Berbeda pendapat dalam arti sesungguhnya yaitu apabila pendapatnya didukung penalaran yang logis dan benar. dijelaskan. Jadi,logikanya harus benar.
2.Menghargai perbedaan pendapat adalah apabila perbedaan pendapat itu hanya berbeda pendapat dari sudut pandangnya saja . Misalnya: Dari sudut psikologikah? Politikkah? Hukumkah? Ekonomikah? Jadi, sudut pandangnya harus jelas.
3.Jadi,dalam berbeda pendapat dan menghargai pendapat, tidak berarti pendapat yang salah kita katakan benar dan pendapat yang benar kita katakan salah.
Sumber : http://ffugm.wordpress.com/