Obskuriti ::: Merdesa Boeng !!!

Why you ask me???



you`re free, born free, live free, so free Iam dead ashes to ashes dust to dust god bless you all what do you want wanna say there is no answer here what do you gonna do there is nothing lift here all they give got just pain and tear well, I just want to say … Iam dead

Sulitkah Membaca Pikiran Orang Lain?

0 comments


HASIL pengamatan yang penulis lakukan sejak 1973 membawa kesimpulan bahwa sangat banyak orang Indonesia yang kurang mampu memahami pemikiran orang lain. Termasuk juga kurang mampu memahami artikel di blog, surat pembaca di surat kabar, status di Facebook, SMS yang singkat atau kalimat-kalimat lainnya. Sehingga sering terjadi OOT (Out Of Topic). Maksudnya “A”, tapi ditanggapi “B”.

Pengalaman penulis, sekitar 75% komentar di blog-blog penulis, surat-surat pembaca penulis dan status-status penulis merupakan komentar-komentar OOT (Out Of Topic). Itu berarti banyak orang yang tidak mampu memahami pikiran penulis.


A.Kenapa sulit membaca pikiran orang lain

Orang bisa saja sulit mengalami kesulitan membaca pikiran orang lain antara lain:

1.Tidak benar-benar fokus pada ucapan/tulisan orang lain
2.Fokus tapi tak menguasai metode untuk memahami pikiran orang lain
3.Salah tafsir
4.Minimnya pengetahuan yang dimiliki
5.Tidak memahami masalah yang diucapkan/ditulis seseorang
6.Memang daya tangkapnya kurang tinggi
7.Snob (sok tahu,sok mengerti dan sok pintar)

ad.1.Tidak benar-benar fokus pada ucapan/tulisan orang lain

Seringkali seseorang mendengarkan/membaca tidak fokus. Sepintas saja. Tidak dicermati.Tidak dianalisa.Biasanya tidak punya waktu, tergesa-gesa atau asal mendengar atau asal membaca.

ad. 2.Fokus tapi tak menguasai metode untuk memahami pikiran orang lain

Seringkali juga fokus. Tetapi karena tidak menguasai metode untuk memahami pikiran orang lain, maka hasil analisanya atau pemahamannya bisa bias atau kurang tepat. Bisa meleset sedikit ataupun jauh.

ad. 3.Salah tafsir

Biasanya kalau menyangkut kata, istilah atau kalimat, maka dipahami sesuai pengertiannya sendiri. Didefinisikan sendiri. Dipahami secara subjektif menurut dirinya sendiri dan tidak memahami definisi yang dimaksud oleh si pembicara atau si penulis. Tentu saja bisa muncul perbedaan pemahaman. Akibatnya adalah salah tafsir.

ad. 4.Minimnya pengetahuan yang dimiliki

Minimnya pengetahuan juga bisa jadi penyebab seseorang sulit membaca pikiran orang lain. Meskipun demikian, kalau termasuk orang yang cerdas, bisa saja pengetahuan yang sedikit bukan penyebab utama. Hanya merupakan penyebab tambahan atau sampingan.

5.Tidak memahami masalah yang diucapkan/ditulis seseorang

Yang ini juga sering terjadi. Tidak tahu bagaimana caranya membuat sesuatu, tapi merasa mengerti, padaham tidak memahami. Tidak punya kompetensi terhadap apa yang dikatakan/ditulis seseorang, tetapi merasa mengerti. Mungkin juga mengerti sedikit, tetapi merasa mengerti banyak.

6.Memang daya tangkapnya kurang tinggi

Hal ini juga bisa terjadi. Orang yang daya tangkapnya tinggi, ada yang kalau tidak mengerti suka bertanya. Tetapi ada juga yang langsung mengambil kesimpulan, tetapi kesimpulannya salah.

 7.Snob (sok tahu,sok mengerti dan sok pintar)

Ini yang paling bahaya. Akibatnya pendapat orang lain selalu dianggap salah, selalu dianggap kurang, selalu dianggap kurang mengerti atau tidak mengerti. Merasa pendapatnyalah yang benar, lebih benar atau paling benar dan selalu benar.

B. Bagaimana cara membaca pikiran orang lain?

Kalau mau, sebenarnya metodenya relatif mudah. Yaitu dengan mengajukan pertanyaan pada diri sendiri.

Antara lain:

-Tahukah Anda, dengan siapa Anda bicara?
Kalau Anda bicara dengan orang yang faham psikologi sedangkan Anda tidak, maka sebaiknya Anda memposisikan sebagai penanya.

-Apakah Anda sudah mengenalnya secara pribadi?
Jika Anda belum mengenalnya secara pribadi, sebaiknya berhati-hati berbicara atau memberikan komentar secara tertulis.

-Anda bicara dengan orang pandai, lebih pandai dari Anda atau bodoh?
Kalau Anda berhadapan dengan orang yang lebih pandai, lebih baik bersikap “mengiyakan”, bertanya dan tidak membantah.

-Apakah Anda menguasai bidang yang ditulis/dibicarakan seseorang?
Jika Anda tidak menguasai bidang yang ditulis/dibicarakan seseorang, sebaiknya bersikap diam dan mendengarkan dengan cermat atau tidak perlu memberikan komentar.

-Apa maksud yang dibicarakan/ditulis?
Jika Anda tidak mengerti maksud pembicaraan/tulisan seseorang, sebaiknya banyak bertanya.

-Apa kira-kira motivasinya seseorang berpendapat demikian?
Setiap ucapan/tulisan seseorang tentu punya motivasi. Yaitu, butuh tanggapan dan tidak butuh tanggapan.

-Apa titik tolak pendapatnya?
Tiap orang berbicara tentu ada titik tolaknya, yaitu materi apa yang dibicarakan.

-Apakah Anda bisa menjawab pertanyaannya dengan tepat?
Anda harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaannya dengan tepat sesuai dengan yang ditanyakan.

C.Metode memahami titik tolak atau inti pembicaraan

1.Metode fokus (Dia bicara tentang apa?)
Kalau Si A bicara tentang Nabi Muhammad SAW, maka Andapun harus bicara tentang Nabi Muhammad SAW. Tidak bicara tentang sahabat Nabi Muhammad SAW, kecuali dia telah berubah bicara tentang sahabat Nabi Muhammad SAW.

2.Metode Q and A atau Question and Answer. (Apa yang ditanyakan?).

Tanya jawab yang benar:
Pertanyaan: Apa warna kesukaan Anda?
Jawab : Warna kesukaan saya putih.

Tanya jawab yang salah:
Pertanyaan: Tahukah Anda di mana tempat servis komputer?
Jawab: Wah, kalau saya ahli komputer, saya siap memperbaiki komputer Anda.

3.Metode If Then (Apa maksud dia bicara/menulis begitu?)

Tiap ucapan/tulisan sebagian besar tentu punya maksud-maksud tertentu. Coba Anda analisa beberapa alternatifnya.

Jika Anda baca dengan cermat artikel ini, maka sesungguhnya tidak begitu sulit membaca pikiran orang lain, asal berlatih berkali-kali untuk mengetahui apa yang dibicarakan/ditulis, apa konsekuensi dari apa yang dikatakan/ditulis  dan apa yang diinginkan.

Catatan:

-Di dalam memahami pikiran orang lain, Anda jangan menggunakan definisi Anda sendiri, melainkan menggunakan definisi dari si pembicara/penulis
-Anda harus memposisikan sebagai “dia” dan bukan sebagai “aku”

Semoga bermanfaat.


Sumber : http://ffugm.wordpress.com/
Share this article :
 
Support : Rakjat Koeasa |
Copyright © 2009. Spotaker Blank - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by Spotaker Blank
Proudly powered by Blogger