SEORANG sahabat saya bilang, Ilmu Agama itu tidak perlu Ilmu Logika. Saya diam saja. Sebab, kalau saya membantah, pasti dia marah-marah dan ngeyel. Padahal saya tahu betul dia itu sering asal ngomong atau asal menulis. Tidak dipikir dulu. Tidak dianalisa dulu. Itulah ciri-ciri orang yang tidak cerdas : apriori.
A.Apakah ilmu itu?
1.Menurut Mohammad Hatta
Definisi ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum sebab-akibat dalam suatu golongan masalah yang sama sifatnya, baik menurut kedudukannya (apabila dilihat dari luar), maupun menurut hubungannya (jika dilihat dari dalam).
2.Menurut Harsojo, Guru Besar Antropolog, Universitas Pajajaran
Definisi ilmu dapat dimaknai sebagai akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan
Suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris.Ilmu dapat diamati panca indera manusia .Suatu cara menganalisis yang mengizinkan kepada para ahlinya untuk menyatakan -suatu proposisi dalam bentuk: “jika,…maka…”
3.Menurut Schulz
Ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum sebab-akibat dalam suatu golongan masalah yang sama sifatnya,mencakup logika, adanya interpretasi subjektif dan konsistensi dengan realitas sosial
B.Apakah ilmu logika itu?
Menurut The Liang Gie
Dalam bukunya Dictionary of Logic (Kamus Logika) menyebutkan:
Ilmu logika adalah bidang pengetahuan dalam lingkungan filsafat yang mempelajari secara teratur asas-asas dan aturan-aturan penalaran yang betul (correct reasoning)
C.Apakah agama itu?
Menurut Wikipedia
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.
Kata “agama” berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti “tradisi”.[1]. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “mengikat kembali”. Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Kesimpulan
1.Agama
Adalah sebuah keyakinan. Sifatnya dogmatis-pasif.Artinya, kebenarannya harus diterima begitu saja. Tidak perlu ada logika.Tidak perlu ada penalaran.Dengan demikian agama tidak membutuhkan ilmu logika.
2.Ilmu agama
Ilmu agama adalah ilmu yang mempelajari segala hal yang berhubungan dengan agama, baik aspek sejarahnya, antropolooginya, sosiologinya, hukum-hukum agamanya, dll. Dengan demikian, agama sebagai sebuah ilmu agama, tentu membutuhkan alat bantu berupa ilmu logika.
Dengan demikian, agama adalah sebuah keyakinan yang tidak memerlukan ilmu logika. Sedangkan ungkapan bahwa ilmu agama tidak memerlukan ilmu logika hanya pantas diucapkan oorang yang tidak memahami ilmu logika.
Catatan:
1.Perlu dipahami, agama dan ilmu agama itu berbeda
2.Perlu dipahami, logika dan ilmu logika itu berbeda
Sumber : http://ffugm.wordpress.com/