ILMU Logika merupakan ilmu yang diabaikan banyak orang. Bahkan sistem pendidikan nasional Indonesia juga tidak berbasiskan “logics”. Hasilnya memang luar biasa payahnya. Semua lembaga pendidikan ternyata hanya bisa menghasilkan lulusan yang pandai di bidang ilmunya, tetapi penalarannya atau logikanya tumpul. bahkan ketika mereka menjadi pemimpin, pejabat,ulama,ustadz,punya gelar S1,S2 dan S3-pun penalarannya banyak yang tumpul. Hal tersebut terjadi karena adanya penilaian-penilaian yang ngawur tentang ilmu logika.
A. Penilain-penilaian yang ngawur tersebut antara lain:
1.Adanya anggapan “Buat apa belajar ilmu logika, tanpa belajar ilmu logika kita juga bisa berlogika”.
Itulah Logika Awam atau Logika Spekulatif. Sebuah logika yang bisa benar dan bisa salah. Tetapi, banyak salahnya.
Contoh:
Logika awam.
Ketika pertama kalinya Fakultas Filsafat UGM dan Fakultas Psikologi UGM dibuka, maka banyak anggapan bahwa fakultas tersebut hanya untuk orang-orang yang sakit jiwa.
2.Ada anggapan bahwa ilmu logika adalah ilmu yang suka memutar balikkan kebenaran.
Yang salah dibenarkan dan yang benar disalahkan. Pendapat ini tentu saja merupakan pendapat orang yang tak memahami caranya ilmu logika berpikir. Yang benar, apa yang dianggap benar oleh masyarakat, belum tentu benar menurut ilmu logika. Sesudah dianalisa, ternyata apa yang dianggap benar itu ternyata salah.
Contoh:
Yang dianggap benar, sebenarnya salah.
Ada anggapan bahwa motor tiga roda hanya untuk orang cacat. Padahal, orang tidak cacat juga boleh karena tidak ada peraturan perundang-undangan orang tidak cacat untuk menggunakan motor tiga roda.
Yang dianggap salah, sebenarnya benar
Pernah ada fatwa bahwa haram hukumnya untuk memilih wanita sebagai seorang presiden. Ternyata, ketua MUI daerah-daerah lainnya tidak sepakat pendapat itu dan menganggap bahwa wanita menjadi presiden boleh-boleh saja sebab dia adalah pemimpin bangsa dan negara dan bukan pemimpin agama. Asal, wanita tersebut beragama Islam.
3.Ada anggapan bahwa ilmu logika itu cuma silogisme
Sampai hari inipun masih banyak orang beranggapan bahwa ilmu logika hanya silogisme. Padahal silogisme adalah ilmu logika formal. Yang belum diketahui masyarakt adalah ada juga ilmu logika yang lebih tinggi, yaitu epistemologi atau disebut juga ilmu logika material.
4.Anggapan bahwa agama adalah alat untuk memperkuat kebenaran ilmu logika
Tentu itu pendapat yang keliru. Agama dan logika atau ilmu agama dan ilmu logika merupakan dua hal yang berbeda. Masing-masing mempunyai wilayah kebenaran yang berbeda. Kebenaran agama lebih banyak bersifat keyakinan sedangkan kebenaran ilmu logika merupakan kebenaran pemikiran yang rasional.
5.Anggapan bahwa kebenaran ilmu logika itu relatif (tergantung keinginan orangnya)
Tentu itu keliru. Sejak jaman Yunani hingga sekarang cara berpikir yang benar tetap mengikuti format-format atau rumus-rumus logika yang baku dan sudah terbukti kebenarannya. Kebenaran ilmu logika relatif bukan berarti kebenaran seenaknya sendiri melainkan kebenaran yang berbasiskan sudut pandang tertentu.
6.Anggapan bahwa ilmu logika itu kebenarannya subjektif
Tidak benar. Ilmu logika adalah proses pemikiran berdasarkan persentuhan antara pemikiran dan objek logika sehingga terjadi kesimpulan berdasarkan kebenaran objek logika tersebut.
7.Mengira bahwa belajar ilmu matematika sama saja belajar ilmu matematika
Jelas tidak benar. Ilmu matematika merupakan bagian dari ilmu lagika. Ilmu matematika juga biasa disebut sebagai logika simbolik. Jadi, ilmu matematika mempunyai cara berlogika yang ditentukan oleh format-format atau rumus-rumus berlogika yang mempunyai ciri khas tersendiri.
8.Menilai bahwa ilmu logika bukan ilmu pasti
Banyak orang tidak tahu bahwa ilmu logika bisa memasuki wilayah semua ilmu pengetahuan. Bisa ke ilmu pasti, bisa ke ilmu sosial, bisa ke ilmu agama, bisa ke ilmu metafisika dan lain-lainnya. Artinya, ilmu logika memang bukan ilmu pasti tetapi memiliki kebenaran yang pasti. Hal ini sulit dipahami orang yang awam ilmu logika.
9.Mengatakan bahwa ilmu logika adalah permainan kata-kata
Ini lebih payah lagi. Sebab, ada anggapan ilmu logika itu sama dengan retorika. Hanya membenarkan sesuatu yang benar dengan kata-kata retorika. Tentu tidak begitu. Berlogika itu ada aturannya. Ada prosedur berpikir.
10.Mengatakan bahwa ilmu logika itu kebenarannya belum tentu
Ada anggapan bahwa kebenaran ilmu logika itu belum tentu. Pasti, ini pendapat yang salah. Sebab, kebenaran ilmu logika selalu berdasarkan fakta,realita dan etika. Tidak mungkin ilmu logika bernalar hanya berdasarkan kata “seandainya”,”seumpama”,”apabila”,”jika” dan semacamnya yang tidak didukung fakta. Jadi, ada fakta, barulah ilmu logika berbicara.
B.Kesimpulan
Dan masih banyak pendapat-pendapat yang ngawur tentang ilmu logika. Dan itu pasti diucapkan oleh orang yang tidak menguasai ilmu logika atau tahu ilmu logika hanya pengantar atau dasar-dasarnya saja atau hanya kulit-kulitnya saja. Biasanya mereka cenderung bersikap snob (sok tahu, sok mengerti dan sok pintar).
C.Definisi ilmu logika
Ilmu logika adalah ilmu yang mempelajari perilaku bernalar sesuai dengan format-format baku untuk mencapai kebenaran berdasarkan fakta,realita dan etika yang objektif.
D.Tambahan
Perlu diketahui bahwa ada tiga macam logika, yaitu (1).Logika manusia,(2).Logika alam dan (3).Logika Tuhan. Artinya, ilmu logika terfokus pada logika manusia sebab logika alam ataupun logika Tuhan mempunyai wilayah logika yang berbeda.Hariyanto Imadha
Sumber : http://ffugm.wordpress.com/