AGAMA tidak boleh dilogikakan. Demikian kata banyak orang. Saya yang pernah memperdalam ilmu logika lebih dari 30 tahun bertanya pada diri saya sendiri:” Apakah orang yang bicara demikian menguasai ilmu logika?”. Saya jawab:”Sebagian besar: Tidak!”.
Ilmu logika itu apa?
Ilmu logika adalah ilmu yang mempelajari perilaku berpikir supaya sampai pada kesimpulan yang benar, objektif ,rasional dan berdasarkan fakta.
Agama itu apa?
Agama adalah pedoman perilaku bagi umat pemeluknya agar selamat hidup di dunia dengan cara berperilaku baik dan menghindari perilaku buruk sesuai perintah agamanya.
Agama wahyu itu apa?
Yaitu agama yang diturunkan langsung dari Tuhan melalui nabi, yaitu manusia yang dipercaya Tuhan untuk menyebarkan agama tersebut ke seluruh umat tanpa mengurangi kata,kalimat maupun arti dan maksudnya. Yaitu, menggunakan bahasa Tuhan.
Agama rasional itu apa?
Yaitu agama yang disusun secara sistematis bertitiktolak dari filsafat dan dijadikan pedoman berperilaku yang baik dan menghindari perilaku yang tidak baik. Agama rasional dibawakan manusia biasa yang dikaruniai anugerah Tuhan untuk menciptakan agama ang sesuai untuk dirinya dan golongannya. Tanpa anugerah dari Tuhan, tidak mungkin mampu menciptakan kitab suci yang demikian sempurna bagi dirinya atau golongannya.
Antara agama wahyu dan agama rasional
Apakah agama wahyu saja yang benar sedangka agama rasional bukan agama yang benar? Tentu, tidak perlu diperdebatkan karena sesungguhnya hanya Tuhan yang tahu. Yang pasti, manusia juga merupakan mahluk rasional dan kecerdasan otaknya berasal dari Tuhan.
Ada tiga macam logika
1.Logika Manusia
2.Logika Alam
3.Logika Tuhan
ad.1.Logika Manusia
Yaitu cara bernalar sesuai dengan kemampuan otak manusia untuk berpikir.
Contoh:
-Bagi umat Islam, kenapa daging babi it haram? karena daging bab mengandung bebagai benh penyakit yang tidak mngkin disterilkan dngan teknologi secanggih apapun.
ad.2.Logika Alam
Yaitu cara bernalar dari alam yang terjadi dari proses sebab-akibat.
Contoh:
Kenapa terjadi tsunami di Aceh? Sebab Aceh atau Sumatera terletak di “ring of fire” sehingga jika terjadi gmpa yang bepotensi tsunami, maka Aceh akan terkena tsunam. Sedangkan Kalmantan tidak mungkin tekena gempa ataupun tsunami karena tidak terletak di “ring of fire”
3.Logika Tuhan
Yaitu cara bernalar Tuhan yang tidak akan terjangkau oleh cara bernalar manusia.
Contoh:
Katanya langit itu tidak terbatas. Kalau begitu, di mana batas langit? Logika manusia tidak mampu menjawabnya sebab itu wilayah Logika Tuhan.
Lantas apa maksud agama tidak boleh dilogikakan?
1.Maksudnya, kalau kita memeluk agama, maka harus berdasarkan keyakinan bahwa agama itu sesuai dengan kita. Artinya, memeluk agama harus berdasarkan keyakinan dan tidak berdasarkan pertimbangan-pertimbangan rasional.
2.Ayat-ayat suci yang dianggap bahasa Tuhan, harus diterima sebagai kebenaran tanpa harus dilogikakan.
Lantas apa yang boleh dilogikakan?
Yang justru harus dilogikakan adalah kebenaran daripada terjemahan an tafsirnya. Apakah sudah pasti benar. Apakah tidak terjadi salah terjemah ata tafsir? Tejemah atau tafsir adalah bahasa manusia. Manusia bisa salah. Oleh karena it terjemah dan tafsir boleh dan harus dilogikakan
Siapa yang behak melogikakan
Yang berhak melogikakan adalah ahlinya. Yaitu ahli bahasa sekaligus ahli terjemah dan tafsir sekaligus ahli ilmu logika. Tidak semua orang mempunyai tiga macam keahlian itu sekaligus.
Bukannya tidak boleh dilogikakan tetapi tidak boleh melogikakan
Bagi umat beragama yang tidak benar-benar menguasai dan memiliki tiga keahlian tersebut (ahlui bahasa+ahli tejemah dan tafsir+ahli ilmu logika) maka tidak boleh untuk melogikakan semua ayat kitab suci, baik yang dianggap bahasa Tuhan maupun bahasa manusia (terjemah dan tafsir) sebab sangat besar kemungkinannya terjebak dan tersesat kepada kesimpulan berlogika yang salah.
Apa akibatnya kalau salah melogikakan?
Jika salah melogikakan ayat (bagi yang bukan ahlinya) maka bisa menimbulkan:
-Terorisme
-Anakisme
-Perpecahan antarumat agama
-Membenci suku lain,agama lain,ras lain,bangsa/keturunan lain dan antargolngan lain dan ini merupakan penyaki hati
-Merusak kerukunan dan toleransi antarumat beragama yang berbeda
-Merasa agamanya sendirilah yang paling sempurna
-Merasa paling suci
-Mengkafirkan orang lain yang berbeda agama
Apa akibatnya kalau menerima ajaran agama dari ustadnya tanpa dilogikakan?
Ternyata akibatnya sama.
-Terorisme
-Anakisme
-Perpecahan antarumat agama
-Membenci suku lain,agama lain,ras lain,bangsa/keturunan lain dan antargolngan lain dan ini merupakan penyaki hati
-Merusak kerukunan dan toleransi antarumat beragama yang berbeda
-Merasa agamanya sendirilah yang paling sempurna
-Merasa paling suci
-Mengkafirkan orang lain yang berbeda agama
Kesimpulan
Agar menjadi umat beagama yang cerdas, maka umat beragama tidak cukup belajar ilmu agama saja, tetapi harus diimbangi degan belajar ilmu logika. Jika tidak, akan menjadi umat beragama yang ibadahnya bagus tetapi logikanya kacau balau. Jadi, harus belajar ilmu agama secara benar dan belajar ilmu logika secara benar. Tidak mudah.
Sumber : http://ffugm.wordpress.com