Penjabaran empat sifat dasar manusia berdasarkan syariat :
1. SANGUINIS [Yang Populer]
Gambaran
umum sifat ini adalah Mereka cenderung ingin populer dan eksis, ingin
disenangi oleh orang lain. Hidupnya penuh dengan bunga warna-warni.
Mereka senang sekali bicara tanpa bisa dihentikan. Gejolak emosinya
bergelombang dan transparan. Pada suatu saat ia berteriak kegirangan,
dan beberapa saat kemudian ia bisa jadi menangis tersedu-sedu.
Namun
orang-orang sanguinis ini sedikit agak pelupa, sulit berkonsentrasi,
cenderung berpikir pendek dan hidupnya serba tak beratur. Jika suatu
kali anda lihat meja kerja pegawai anda cenderung berantakan, agaknya
bisa jadi ia sanguinis. Kemungkinan besar ia pun kurang mampu
berdisiplin dengan waktu, sering lupa pada janji apalagi bikin rencana.
Namun kalau disuruh melakukan sesuatu, ia akan dengan cepat
mengiyakannya dan terlihat sepertinya betul-betul hal itu akan ia
lakukan. Dengan semangat sekali ia ingin buktikan bahwa ia bisa dan akan
segera melakukannya. Tapi percayalah, beberapa hari kemudian ia tidak
melalakukan apapun juga ataupun kurang beres
Kelebihan sanguin.
>>Ceria dan jarang menampakkan kesedihan
Hendaknya ia semakin ceria karena sering bisa sering mengamalkan hadits,
لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
“Janganlah engkau remehkan suatu kebajikan sedikitpun, walaupun engkau bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang ceria/bermanis muka”. [HR. Muslim no. 2626]
>> Berhati tulus dan polos
inilah
yang patut disyukuri karena, ia bisa sangat ikhlas dalam melaksanakan
segala sesuatu, jika diikhlaskan karena Allah maka pahalanya sangat
besar. Dan tidak semua orang bisa dengan mudah ikhlas. Berkata Sufyan
Ats-Tsauriy rahimahullah,
ما عالجت شيئاً أشد علي من نيتي
“Tidaklah aku mengobati sesuatu yang paling sulit bagiku yaitu niatku”. [Mabahitsul Aqidah fi Suratiz Zumar hal 192, Maktabah Ar-Rusd, Riyadh, cet. Ke-1, 1415 H, Asy-Syamilah]
>> Mudah berteman dan bergaul orang lain
Jika
ia pergunakan untuk bergaul dengan teman-teman yang baik maka akan
sangat bermanfaat. Misalnya bisa dekat dengan ustadz, orang-orang
shalih, sehingga ia selalu terbuka dan memperbaiki agama dan akhlaknya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang
akan sesuai/menyerupai dengan agama teman karibnya. Oleh karenanya,
perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian”. [HR. Abu
Daud no. 4833, Tirmidzi no. 2378, Ahmad 2/344, Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shohihul Jaami’ 3545]
Bisa juga dipergunakan untuk mendekati orang-orang penting, pejabat dan tokoh masyarakat agar mereka mau membantu dakwah.
>>Menyenangkan dan suka membuat senang orang lain
Membuat
orang lain gembira dan senang adalah hal perlu dilatih karena pada
dasarnya manusia itu ingin membuat senang dirinya sendiri, akan tetapi
ini mudah pada sanguin. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أفضل الأعمال أن تدخل على أخيك المؤمن سرورا
“Sebaik-baik amal Shalih adalah agar engkau memasukkan kegembiraan kepada saudaramu yang beriman”.[HR.Ibnu Abi Dunya dan dihasankan olah Syaikh Al-Albani dalam Shahih Jami’ush Shaghir no. 1096]
>> Mudah memaafkan dan tidak menyimpan dendam
Ia adalah orang yang mudah berjiwa besar, memaafkan butuh jiwa yang besar. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
الَّذِينَ
يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ
وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
(Orang-orang yang bertakwa adalah) mereka yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya serta (mudah) memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. [Ali-Imran/3:134]
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ، إِلَّا عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ
“Dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya) kecuali kemuliaan (di dunia dan akhirat),
serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Dia akan
meninggikan (derajat)nya (di dunia dan akhirat)”. [HR Muslim no. 2588]
kelemahan Sanguin
>>terlalu suka bercanda dan sering tertawa
Sanguin harus sering-sering ingat sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
وَلَا تُكْثِرِ الضَّحِكَ، فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ القَلْبَ
Dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa dapat mematikan hati.” [HR. Tirmidzi 2/50, Dishahihkan Syaikh Al-Albani, Silsilah Shohihah 3/4]
>>kurang serius, kurang tekun dan konsentrasi jangka pendek
ia serius dan bersungguh-sunguh dalam bekerja, karena kita diciptakan bukan untuk bermain-main saja. Allah Ta’ala berfirman,
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاً وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
“Maka
apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara
main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” [Al-Mukminun: 115]
>>Kurang berwibawa
Hal ini karena gabungan beberpa sifat seperti banyak tertawa, banyak bergurau dan tidak serius. Berkata 'Umar bin Khatthab radhiallahu ‘anhu,
قال عمر رضي الله عنه: من كثر ضحكه قلت هيبته ومن كثر مزاحه استخف
"Barangsiapa
yang banyak tertawa, maka akan sedikit wibawanya,.Barangsiapa yang
banyak guraunya, maka dengannya dia akan rendah.” [HR. Baihaqiy dalam Kitab Syu'abul 'imaan no: 5019]
>> Susah untuk diam, suka bicara dan bercerita
Sanguin sebaiknya mengerem cerita yang ia dapat, tidak semua harus diceritakan dan disampaikan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
“Cukuplah seorang dikatakan pendusta bila ia menyampaikan setiap apa yang ia dengar.” [HR. Muslim 1/10]
>> Mudah ikut-ikutan dan tidak tetap pendirian
Kebanyakan
umat islam suka mengikuti orang kafir teutama Yahudi dan Nasrani,
karena mereka mendahulukan nafsu dan kebebasan. Sanguin harus hati-hati
dalam pola hidupnya. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
“Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan ridha kepadamu sampai engkau mau mengikuti agama mereka.” [Al-Baqarah: 120)]
Dan firman-Nya,
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تُطِيعُوا فَرِيقًا مِّنَ الَّذِينَ
أُوتُوا الْكِتَابَ يَرُدُّوكُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ كَافِرِينَ
Hai
orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari
orang-orang yang diberi Ahli Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan
kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.” [Ali ‘Imran:100].
>> Konsentrasi ke “How to spend money” daripada “How to earn/save money”.
Jelas Islam mengajarkan kita agar jangan menghambur-hamburkan harta. Allah Ta’ala berfirman,
وَلاَ تُبَذِّرْ تَبْذِيراً
“dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.” [Al-‘Isra: 76]
2. MELANKOLIS (Yang Sempurna)
Gambaran
umum sifat dasar ini adalah Mereka agak agak berseberangan dengan
sanguinis. Seorang melankolis cenderung serba teratur, rapi, terjadwal,
tersusun sesuai pola. Umumnya mereka ini suka dengan fakta-fakta,
data-data, angka-angka dan sering sekali memikirkan segalanya secara
mendalam. Dalam sebuah pertemuan, orang sanguinis selalu saja
mendominasi pembicaraan, namun orang melankolis cenderung menganalisa,
memikirkan, mempertimbangkan, lalu kalau bicara pastilah apa yang ia
katakan betul-betul hasil yang ia pikirkan secara mendalam sekali.
Orang
melankolis selalu ingin serba sempurna dan ingin teratur. Karena itu
jangan heran jika seorang yang `melankolis tidak bisa tidur hanya
gara-gara selimut yang membentangi tubuhnya belum tertata rapi. Dan
jangan pula coba-coba mengubah isi lemari yang telah ia disusun, sebab
betul-betul ia tata-apik sekali, sehingga warnanya, jenisnya,
klasifikasi pemakaiannya sudah ia perhitungkan dengan rapi. Kalau perlu
ia tuliskan satu per satu tata letak setiap jenis pakaian tersebut. Ia
akan dongkol sekali kalau susunan itu tiba-tiba jadi lain
Kelebihan melankolis
>>Analitis, mendalam, serius dan penuh pemiikiran
Kemampuan
kekuatan pikiran dan kecerdasannya bisa dipergunakan untuk mempelajari
ilmu agama dan mendakwahkannya dan menjadi cendikiawan muslim. Ini akan
menjadikan tinggi derajatnya. Allah Ta’ala berfirman,
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” [Al-Mujadilah: 11]
>> Mau mengorbankan diri dan bisa mendahulukan orang lain,perasa dan memperhatikan orang lain.
Ini adalah salah satu sifat yang berjiwa besar, sangat dipuji oleh Islam. Akhlak yang sangat jarang kita jumpai. Allah Ta’ala
memerintahkan agar kita meniru kaum Anshor yang mendahulukan kaum
Muhajirin diatas kepentingan mereka walaupun mereka juga membutuhkan hal
tersebut. Allah Ta’ala berfirman,
وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ
“Mereka
mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri,
sekalipun mereka sendiri sangat membutuhkan/dalam kesusahan.” [Al-Hasyr: 9]
>>Puas di belakang layar, menghindari perhatian.
Ia bisa selamat dari popularitas/ syuhroh, Isalam
mengajarkan kita agar menjauhi popularitas karena lebi ikhlas dan
menjauhkan diri dari kesombongan. Salah satunya contoh dari
salaf/pendahulu kita,
قال حماد بن زيد: كنت أمشي معى أيوب, فيأخذ بي في طرق, إني لآعجب كيف اهتدى لها, فرار من الناس أن يقال: هذا أيوب
Berkata
Hammad bin Zaid: “Saya pernah berjalan bersama Ayyub (As-Sikhtyani),
maka diapun membawaku ke jalan-jalan cabang (selain jalan umum yang
sering dilewati manusia-pen), saya heran mengapa dia bisa tahu
jalan-jalan cabang tersebut ?! (ternyata dia melewati
jalan-jalan kecil yang tidak dilewati orang banyak) karena takut dan
menghindari manusia (mengenalnya dan) mengatakan, “Ini Ayyub” [Berkata Syaikh Abdul Malik Romadhoni: “Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad (7/249), dan Al-Fasawi dalam Al-Ma’rifah wa At-Tarikh (2/232), dan sanadnya shahih.”, Sittu Duror hal 39, Darul Furqon, cet. Ke-1, 1429 H].
>> berjiwa seni dan kreatif (filsafat & puitis)
Jika
bakat seni dan kreatifitasnya ia gunakan untuk kemajuan islam, maka ini
bagus seperti syair islam dan kemampuan mengolah kata-kata dalam
menulis da berdakwah. Atau Desain grafis untuk pamflet kajian. Namun
jika digunakan dalam seni seperti musik maka ini berbahaya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ليكونن من أمتي أقوام يستحلون الحر والحرير والخمر والمعازف
“Akan ada di kalangan umatku suatu kaum yang menghalalkan zina, sutera, khamr dan alat musik (al-ma’aazif).” [HR. Al-Bukhari no. 5268. Ibnu Hibban no. 6754, Ath-Thabrani dalam Al-Kabir no. 3417 dan dalam Musnad Syamiyyin no. 588; Al-Baihaqi 3/272, 10/221; Al-Hafidh Ibnu Hajar dalam Taghliqut-Ta’liq 5/18,19 ].
Berbahaya juga jika untuk seni gambar dan patung makhluk bernyawa,
إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُونَ
“Sesungguhnya manusia yang paling keras siksaannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah para penggambar [makhluk bernyawa].” [HR. Al-Bukhari no. 5950 dan Muslim no. 2109]
>> serba tertib dan teratur serta istiqomah
Inilah amal yang dicintai yaitu terus-menerus dan istiqomah. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang terus-menerus [istiqomah] walaupun itu sedikit.” [HR. Muslim no. 783]
>> bisa hidup hemat
jelas ini ajaran islam, hemat dan berusaha qona’ah. Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ إِذَا أَنفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا
"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (hartanya), mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian." [Al-Furqan: 67].
Kelemahan Melankolis
>> Sensitif dan punya rasa curiga dan prasangka yang besar
Ini harus dijauhi karena prasangka atau dugaan-dugaan dibenci dalam Islam karena Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذّبُ الْحَدِيْثِ
"Hati-hatilah kalian terhadap prasangka Karena sesungguhnya prasangka adalah berita yang paling dusta" [HR Al-Bukhari no. 6066 dan Muslim no.2563]
Allah Ta’ala berfirman,
اِجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
“Jauhilah kalian dari kebanyakan prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa” [Al-Hujuraat: 12]
>>Perfeksionis dan punya Standar yang tinggi
jika
untuk akhirat tidak mengapa, akan tetapi hati manusia cenderung kepada
dunia, maka ini harus dikurangi. Terlalu ingin sempurna dan melampui
batas dalam urusan dunia. Allah Ta’ala berfirman,
فَأَمَّا
مَن طَغَى وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ
الْمَأْوَى وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ
الْهَوَى فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى
“Adapun orang yang melampaui batas, Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, Maka Sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya).
Dan Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan
diri dari keinginan hawa nafsunya, Maka Sesungguhnya syurgalah tempat
tinggalnya”. [An-Nazi’at: 37-41]
>> Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan) dan mudah pesimis
kita
tidak boleh seperti ini, hidup harus optimis dan yakin bahwa Allah
tidak akan menyia-nyiakan orang-orang yang benar-benar beriman, yakin
bahwa rahmat Allah luas dan Allah lebih mencintai hambanya dibandingkan
kecintaan hamba terhadap dirinya sendiri. Allah Ta’ala berfirman,
وَأَنَّ اللّهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ
“Dan Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.” [Ali Imran: 171]
>>susah gembira, susah melupakan masalah dan pendendam
Tidak ada yang perlu disedihkan terlalu lama dalam islam. Allah Ta’ala berfirman,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”[ Alam Nasyroh: 5]
Biasanya
orang melankolis bersedih karena ia masih menanggap ada sesuatu yang
kurang dan ia belum sempurna, maka solusinya adalah sering-sering
melihat yang dibawah kita agar kita sering besyukur. Dari Abu Hurairah,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
انظروا إلى من هو أسفل منكم ولا تنظروا إلى من هو فوقكم ، فهو أجدر أن لا تزدروا نعمة الله عليكم
“Pandanglah
orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan
janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah
ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat
Allah padamu.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إذا نظر أحدكم إلى من فضل عليه في المال والخلق فلينظر إلى من هو أسفل منه
“Jika
salah seorang di antara kalian melihat orang yang memiliki kelebihan
harta dan bentuk (rupa) [al kholq], maka lihatlah kepada orang yang
berada di bawahnya.” [HR. Bukhari dan Muslim]
>>Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah
Setiap
manusia pasti pernah bersalah, jangan terlalu berlarut menyesali
kesalahan, karena ajaran Islam adalah segera bangkit, bertaubat dan
memperbaiki diri. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ.
"Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat". [HR Tirmidzi 2499, Shohih at-Targhib 3139]
>> Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan
Jika
plegmatis menunda karena malas, maka melankolis menunda keran belum
sempurna. Maka hendaknya ia perhatikan kaidah fiqhiyah bahwa kita bisa
mencapai setengahnya dulu misalnya daripada tidak bisa sama sekali,
ما لا يدرك كله لايترك كله
“sesuatu yang tidak bisa dicapai seluruhnya jangan ditinggal seluruhnya”
>> Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik yang menentang dirinya
Seharunya ia ingat perkataan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
يبصر أحدكم القذاة في أعين أخيه، وينسى الجذل- أو الجذع - في عين نفسه
"Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya." [HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 592. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa riwayat ini shahih]
3. KOLERIS (Yang Kuat)
Gambaran
umumnya adalah mereka suka sekali mengatur orang, suka tunjuk-tunjuk
atau perintah-perintah orang. Ia tak ingin ada penonton dalam
aktivitasnya. Bahkan tamu pun bisa saja ia suruh melalukan sesuatu
untuknya. Akibat sifatnya yang suka jadi bos sehingga orang
koleris tak punya banyak teman. Orang-orang berusaha menghindar,
menjauh agar tak jadi “korban” karakternya yang suka mengatur dan tak
mau kalah itu.
Orang koleris senang dengan tantangan, suka
petualangan. Mereka punya rasa, “hanya saya yang bisa menyelesaikan
segalanya; tanpa saya berantakan semua”. Karena itu mereka sangat “goal oriented”,
tegas, kuat, cepat dan tangkas mengerjakan sesuatu. Baginya tak ada
istilah tidak mungkin. Seorang wanita koleris, mau dan berani naik
tebing, memanjat pohon, bertarung ataupun memimpin peperangan. Kalau ia
sudah kobarkan semangat “ya pasti jadi”, maka hampir dapat dipastikan
apa yang akan ia lakukan akan tercapai seperti yang ia katakan. Sebab ia
tak mudah menyerah, serta tak mudah pula mengalah.
Kelebihan koleris
>> Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif serta unggul dalam keadaan darurat
Inilah
yang dibutuhkan oleh Islam, seorang pemimpin yang kuat. Minimal ia
menjadi pemimpin bagi diri sendiri atau di rumah tangganya. Dan kaidah
Islam dalam memilih pemimpin adalah laki-laki yang kuat dan tegas dengan
agama yang pas-pasan lebih didahulukan daripada laki-laki yang shalih
tetapi lemah dan kurang tegas. Bisa kita lihat contohnya dalam kisah
Abu Dzar radhiallahu ‘anhu
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Abu Dzar radhiallahu ‘anhu,
يَا
أَبَا ذَرٍّ إِنِّي أَرَاكَ ضَعِيفًا وَإِنِّي أُحِبُّ لَكَ مَا أُحِبُّ
لِنَفْسِي لَا تَأَمَّرَنَّ عَلَى اثْنَيْنِ وَلَا تَوَلَّيَنَّ مَالَ
يَتِيمٍ.
"Ya Abu Dzar, aku lihat engkau seorang yang
lemah dan aku suka engkau mendapatkan sesuatu yang aku sendiri
menyukainya. Janganlah engkau memimpin dua orang dan janganlah engkau
mengurus harta anak yatim".[HR Muslim no.1826]
Dijelaskan oleh para ulama, bahwasanya Abu Dzar radhiallahu ‘anhu sangat
dermawan dan perasa. Jika ada yang meminta akan ia berikan bagaimanapun
juga. Sehingga jika mengurus harta maka kurang baik.
>> Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran dan target
Inilah ajaran Islam selalu bersemangat mencapai apa-apa yang bermanfaat bagi kita dunia dan akhirat. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
احرص
على ما ينفعك، واستعن بالله ولا تعجزن، وإن أصابك شيء فلا تقل لو أني فعلت
لكان كذا وكذا؛ ولكن قل: قدر الله وما شاء فعل، فإن لو تفتح عمل الشيطان
“Bersemangatlah
kamu terhadap apa-apa yang bermanfaat bagi kamu, dan mohonlah
pertolongan pada Allah dan jangan merasa lemah. Dan jika meminpamu
sesuatu maka jangan katakan andaikata dulu saya melakukan begini pasti
akan begini dan begini, tetapi katakanlah semua adalah takdir dari Allah
dan apa yang dikehendakiNya pasti terjadi.” [HR Muslim]
>> Bebas dan mandiri
Kita
tidak boleh bergantung terhadap makhluk, harus bisa mandiri jika kita
bisa mengerjakannya atau mengusahakannya. Kita hanya bergantung kepada
Allah dengan tawakkal dan berdoa. Berusaha mengambil sebab-sebabnya dan
menyerahkan hasilnya kepada Allah kemudian ridha dengan hasil yang
ditentukan Allah. Inilahhakikat tawakkal, .Allah Ta’ala berfirman,
وَعَلَى اللّهِ فَتَوَكَّلُواْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
“Dan kepada Allah saja hendaknya kalian bertawakal, jika kalian benar-benar beriman.” [QS. Al-Ma’idah: 23].
>>Berani menghadapi tantangan dan masalah
Sifat berani harus ada dalam jiwa seorang muslim. Dan dicontohkan langsung oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ditegaskan oleh Anas bin Malik radhiallahu’anhu, ia adalah orang yang berkhidmad kepada Nabi sehingga selalu menyertai beliau kemanapun dan kapanpun, Anas bin Malik radhiallahu’anhu berkata,
كان النبي صلى الله عليه وسلم أشجع الناس وأجود الناس
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling berani dan paling dermawan.” [HR. Bukhari no.1033, Muslim no. 2307]
>>Berprinsip,”Hari
ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari
ini” dan biasanya punya visi ke depan
Ini jelas prisnsip Islam dalam Al-Quran,
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا
قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا
تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok ; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” [Al-Hasyr: 18]
Kelemahan Koleris:
>> Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis)
Sering-sering ingat hadits,
عَنْ
أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ : أَوْصِنِيْ ، قَالَ :
لَا تَغْضَبْ . فَرَدَّدَ مِرَارًا ؛ قَالَ : لَا تَغْضَبْ .
Dari
Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata
kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau
menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi
permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” [HR al-Bukhâri no. 6116]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ الشَّدِيْدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيْدُ الَّذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ.
“Orang
yang kuat itu bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat
ialah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah”. [ HR al-Bukhâri no. 6114 dan Muslim no. 2609]
beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ
كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللهُ عَزَّ
وَجَلَّ عَلَى رُؤُوْسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى
يُخَيِّرَهُ اللهُ مِنَ الْحُوْرِ الْعِيْنِ مَا شَاءَ.
“Barangsiapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya,
pada hari Kiamat Allah k akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk,
kemudian Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai” [
HR Ahmad (III/440), Abu Dawud (no. 4777), at-Tirmidzi (no. 2021), dan
Ibnu Majah (no. 4286) Dihasankan oleh Syaikh al-Albâni dalam Shahîh
al-Jâmi’ish Shaghîr (no. 6522).]
>> Senang main perintah saja, memanipulasi dan menuntut orang lain dan cenderung memperalat orang lain
Hendaknya
koleris berpikir bagaimana jika ia sering diperintah-perintah saja,
tentu ia tidak akan senang. Perlakukanlah orang lain sebagimana kita
ingin diperlakukan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يُؤمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidaklah salah seorang di antara kalian beriman sehingga ia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri.” [HR. Bukhari-Muslim]
>> Terlalu kaku dan keras, tidak terlalu menyukai air mata dan emosi tidak simpatik
Sebaiknya koleris bisa lembut sedikit, dengan kelembutan maka akan mempermudah urusan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam bersabda,
إن الرفق لا يكون في شيء إلا زانه . ولا ينزع من شيء إلا شانه
“Tidaklah
kelembutan itu ada pada sesuatu, kecuali akan menghiasnya. Tidaklah
kelembutan itu hilang dari sesuatu, kecuali akan memperburuknya” (HR. Muslim no. 2594)
>> Sering membuat keputusan tergesa-gesa, tidak terlalu suka yang sepele dan bertele-tele
Tergesa-gesa jelas membuat hasilnya nanti buruk atau bahkan tidak kita dapatkan sama sekali. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
التَّأَنيِّ مِنَ اللهِ وَ العُجْلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ
“Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.” [HR. Baihaqi, dihasankan oleh Al-Albani dalam Al Jami’ Ash Shoghir no.3011]
Dan kaidah fiqhiyah menyatakan,
من استعجل شيئا قبل أوانه عوقب بحرمانه
“Barangsiapa yang terburu-buru ingin mendapatkan sesuatu, maka diberi hukuman dengan tidak mendapatkannya”
>> Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf
Ini bukanlah sikap seorang yang berjiwa besar. Mengakui kesalahan merupakan ajaran para nabi. Nabi Adam ‘alaihissalam mengakui kesalahannya dan memohon ampun,
قَالاَ رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Keduanya
berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan
jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami,
niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. [Al-A’raf: 23]
Nabi Yunus‘alaihissalam mengakui kesalahannya,
وَذَا
النُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَاضِباً فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ
فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا أَنتَسُبْحَانَكَ إِنِّي
كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Dan (ingatlah
kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia
menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka
ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap : "Bahwa tidak ada Tuhan
selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk
orang-orang yang zalim." [Al-Anbiya’:87]
Nabi Musa ‘alaihissalam mengakui kesalahannya,
قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Musa
berdoa "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri
karena itu ampunilah aku". Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah
Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. [Al-Qashash: 16]
4.PLEGMATIS (Cinta Damai)
Gambaran
umum mengenai sifat dasar ini adalah mereka tak suka terjadi konflik,
karena itu disuruh apa saja ia mau lakukan, meski ia tidak suka. Baginya
kedamaian adalah segalanya. Jika timbul masalah ia akan berusaha
mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia mau merugi
sedikit atau rela sakit, asalkan masalahnya segera selesai.
Kaum
plegmatis kurang bersemangat, kurang teratur dan serba dingin,
cenderung diam, kalem, dan kalau memecahkan masalah umumnya sangat
menyenangkan. Dengan sabar ia mau jadi pendengar yang baik, tapi kalau
disuruh untuk mengambil keputusan ia akan terus menunda-nunda. Kalau
anda lihat tiba-tiba ada sekelompok orang berkerumun mengelilingi satu
orang yang asyik bicara terus, maka pastilah para pendengar yang
berkerumun itu orang-orang plegmatis. Sedang yang bicara tentu saja
sanguinis.
Berurusan dengan orang plegmatis bisa serba
salah. Ibarat keledai, “kalau didorong ngambek, tapi kalau dibiarin tiak
jalan”. Jika kita punya pegawai plegmatis, anda harus rajin
memotivasinya sampai ia termotivasi sendiri.
Kelebihan plegmatis
>> Damai, tenang, santai dan teguh, mudah diajak rukun dan mudah bergaul,
Suka perdamaian dan menghindari pertikaian, perpecahan dan konflik adalah sesuatu yang sangat dianjurkan dalam Islam. Allah Ta’ala berfirman,
وَالصُّلْحُ خَيْرٌ
“Dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) [An- Nisaa:128].
وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعاً وَلاَ تَفَرَّقُواْ
“Dan berpeganglah kalian dengan tali Allah seluruhnya, dan jangan bercerai-berai” [ Ali ’Imran : 103]
>> Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik
Kesabaran adalah anugrah terbesar yang harus disyukuri oleh plegmatis. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam bersabda,
وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ
Tidaklah seseorang diberi pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” [HR. Al-Bukhari no. 1469 dan Muslim no. 2421]
>>Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana
Plegmatis
bisa selamat dari bahaya lidah, karena lidah dan kemaluan yang paling
banyak memasukkan seseorang kedalam neraka sesuai dengan hadits,
ثُمَّ
قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمِلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ؟ قُلْتُ: بَلَى يَا
رسولَ اللهِ. فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالَ: كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا، قُلْتُ:
يَا رسولَ اللهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ؟
قَالَ: ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ، وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي
النَّارِ عَلَى وُجُوْهِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ؟!
“Kemudian
beliau bersabda, “Inginkah kuberitahukan kepadamu penegak dari semua
amalan itu?” aku (Muadz) menjawab, “Mau wahai Rasulullah.” Maka beliau memegang lidahnya seraya bersabda, “Tahanlah ini,”
aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kami betul-betul akan disiksa
akibat ucapan kami?” beliau menjawab, “Kasihan kamu wahai Muadz, apakah ada yang menjerambabkan manusia di dalam neraka di atas wajah-wajah mereka kecuali buah dari ucapan lisan-lisan mereka?” [HR. At-Tirmizi no. 2616 dan dia berkata, “Hadits hasan shahih.”]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam bersabda,
مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لِحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa
yang menjamin untukku bisa menjaga apa yang ada di antara dua
janggutnya (janggut dan kumis) dan apa yang ada di antara kedua kakinya,
maka aku menjamin surga untuknya.” [HR. Al-Bukhari no. 6474]
>>Berbelaskasihan [sifat rahmah] dan peduli, simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi)
Sifat rahmah sudah dicontohkan oleh teladan kita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. Allah Ta’ala berfirman,
لَقَدْ جَاءكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
“Sungguh
telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa
olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan)
bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” [At Taubah: 128]
>> Penengah masalah yg baik
Ini adalah pekerjaan yang mulia, menjadi penengah dan berusaha mendamaikan pihak-pihak yang konflik dan bertentangan..Allah Ta’ala berfirman,
وَإِن طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا
“Dan kalau ada dua golongan dari kaum mukminin berperang hendaklah kamu mendamaikan keduanya.” [Al Hujuraat: 9]
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Orang-orang
beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah,
supaya kamu mendapat rahmat.” [Al Hujuraat: 10]
>>Tidak suka menyinggung perasaan dan menyakiti orang lain serta menyenangkan
Ia
bisa lebih selamat dari ancaman sering menyakiti orang lain. Berbeda
dengan celotehan ringan sanguin yang kadang menusuk dan tidak pada
tempatnya atau perintah dan tekanan dari koleris yang asal saja. Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَاناً وَإِثْماً مُّبِيناً
“Dan
orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan
tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah
memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” [Al-Ahzab:58]
Kelemahan pelegmatis
>> Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri
Tetap harus semangat sesuai dengan jiwa seorang muslim. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam bersabda,
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ
“Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah.” [HR. Muslim: 47. Kitab Al Qodar]
>>Terkesan malas dan Kurang antusias
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam mengajarkan kia berlindung kepada Allah dari sifat malas,
اللَّهُمَّ
إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ
وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ
الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas,
rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga
berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan
kematian).” [HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706]
>>Suka Menunda-nunda dan menggantungkan masalah.
Ini sikap yang kurang baik, kita diperintahkan untuk bersegera dalam kebaikan dan berlomba-lomba.
عن
ابن عمر رضي الله عنهما قال: أخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم بمنكبي
فقال: "كن في الدنيا كأنك غريب أو عابر سبيل" وكان ابن عمر رضي الله تعالى
عنهما يقول: إذا أمسيت فلا تنتظر الصباح، وإذا أصبحت فلا تنتظر المساء، وخذ
من صحتك لمرضك، ومن حياتك لموتك. رواه البخاري
Dari
Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma beliau berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah memegang kedua pundakku seraya bersabda,
“Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir.” Ibnu Umar
berkata: “Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu
datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu pagi hari jangan
menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati.” [HR. Bukhari, hadist Arbain ke-40]
Allah Ta’ala berfirman,
فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ
“Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan”. [Al-Baqarah: 148]
وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah
kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas
langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” [Al-Imran:133]
>>Menghindari tanggung jawab dan tidak ingin memegang amanah
Padahal setiap kita adalah pemimpin yang akan mempertanggung jawabkan di dunia dan akhirat. Sahabat Ibnu ‘Umar radhiallahu 'anhuma meriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwasanya beliau bersabda,
«
ألا كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته ، فالأمير الذي على الناس راع وهو
مسئول عن رعيته ، والرجل راع على أهل بيته وهو مسئول عنهم ، والمرأة راعية
على بيت بعلها وولده وهي مسئولة عنهم ، والعبد راع على مال سيده وهو مسئول
عنه ، ألا فكلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته » . رواه مسلم
"Ketahuilah, setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang orang yang dipimpinnya.
Seorang Amir (pemimpin negara) adalah pemimpin dan ia akan ditanya
tentang rakyat yang dipimpinnya. Seorang lelaki/suami adalah pemimpin
bagi keluarga nya dan ia akan ditanya tentang mereka. Wanita/istri
adalah pemimpin terhadap rumah suaminya dan anak suaminya dan ia akan
ditanya tentang mereka. Budak seseorang adalah pemimpin terhadap harta
tuannya dan ia akan ditanya tentang harta tersebut. Ketahuilah setiap
kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang orang yang
dipimpinnya." [HR. Al-Bukhari no. 5200, 7138 dan Muslim no. 4701]
>>Terlalu pemalu dan pendiam
Kelemahan
plegmatis adalah agak susah melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar,
karena ia terlalu pemalu untuk mengajak seseorang untuk beramal dan
berdakwah ataupun melarangnya dari hal yang haram. Padahal kita
diperintahkan untuk hal ini. Allah Ta’ala berfirman,
كنتم خير أمة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر وتؤمنون بالله
“Kalian
adalah sebaik-baik ummat yang dikeluarkan kepada manusia, kalian
memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar , dan
beriman kepada Allah“. [Ali-Imran :110]
Jika terus-menerus akan berbahaya , Abu 'Ali ad-Daqqâq rahimahullah berkata,
الْمُتَكَلِّمُ بِالْبَاطِلِ شَيْطَانٌ نَاطِقٌ وَالسَّاكِتُ عَنِ الْحَقِّ شَيْطَانٌ أَخْرَسُ
"Orang yang berbicara dengan kebatilan adalah setan yang berbicara, sedangkan orang yang diam dari kebenaran adalah setan yang bisu.” [ad-Dâ` wad-Dawâ` hal. 100, Darul ma’rifah, Magrib, cet. Ke-1, 1418 H, Asy-Syamilah]
Penutup
Satu
yang ingin kami tekankan sekali lagi bahwa semua yang berkaitan dengan
kemashlahatan dunia dan akhirat sudah diajarkan oleh islam. Mengapa kita masih mencari motivasi, jalan keluar dan prinsip hidup dari orang-orang kafir dan fasik.
Mengambil dari filsafat yunani atau filsafat cina dan sebagainya.
Boleh-boleh saja jika bersesuaian dengan Islam, tetapi kenapa kita tidak
mendahulukan perkataan Allah dan Rasul-Nya, perkataan sahabat,
perkataan ulama dan orang-orang shalih.
Yang sering
dilakukan oleh umat islam adalah menukil dan menulis perkataan tokoh
kafir A, Ilmuan Kafir B, Artis fasik lagi kafir C. Walaupun perkataan
mereka ada benarnya juga tetapi sebagai bukti kecintaan dan loyalitas
kita, maka kita dahulukan agama Kita. Padahal apa yang mereka katakan berupa prinsip kebaikan sudah ada dalam ajaran agama kita.
Inilah bukti bahwa kita sangat jauh dari ajaran agama islam dan jauh
dari kitab-kitab para ulama. Kita tidak tahu ternyata itu semua sudah
ada dalam islam.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi
tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala
alihi wa shohbihi wa sallam.