Kata Ad-Dajjal ini diambil dari
perkataan mereka: “Dajala Al- ba’iiro idzaa tholaahu bi Al-qothiron
waghoththoo bihi” (Seseorang itu mendajjal unta bila melumurinya dangan
ter/aspal dan menutupnya dengannya). ” [Periksa: Lisanul Arab11 : 236 ,
dan Tartibul Qamus 2 : 152]
Dan asal makna “Dajjal” ialah
“Al-Kholath” (mencampur, mengacaukan, membingungkan). Dikatakan bahwa
“seseorang itu berbuat Dajjal bila ia menyamarkan dan memanipulasi.” dan
“Ad- Dajjal” ialah manipulator dan pembohong yang luar biasa. Orang
yang berdusta disebut Dajjal karena ia menutupi kebenaran dengan
kebatilan.
Lafal ini termasuk bentuk mubalaghah
(menyangatkan/intensi tas) mengikuti wazan “fa’aal”, artinya banyak
menelurkan kebohongan dan kepalsuan.[Periksa: An-Nihayah Fi Gharibil
Hadits 2 : 102].
Dan bentuk jamaknya ialah “dajjaaluun”,
sedang Imam Malik menjamakkannya dengan bentuk “dajaajilah” sebagai
jamak taksir (Lisanul Arab 11 : 236 ). Al- Qurthubi mengatakan bahwa
lafal “dajjal” menurut lughat dapat diucapkan dalam sepuluh bentuk. [At-
Tadzkirak: 658].
Lafal Dajjal sudah menjadi isim alam
(kata nama) bagi Al-Masih sang pendusta dan buta sebelah matanya,
sehingga kalau disebutkan kata “Dajjal” maka yang segera ditangkap
pengertiannya ialah si pembohong tersebut.
Dan “Dajjal” itu dinamakan “Dajjal”
karena ia menutup kebenaran dengan kebatilan atau karena ia menutupi
kekafirannya terhadap orang lain dengan kebohongan.kepalsuan. dan
penipuannya atas mereka.
Dan ada yang mengatakan karena ia
menutupi bumi dengan banyaknya ke- lompoknya. [Lisanul Arab 11 : 236-237
, dan Tartibul Qamus 2 : 152].
Dajjal yang dimaksud dalam tulisan ini
adalah Dajjal Akbar yang akan muncul menjelang hari kiamat di zaman Imam
Mahdi dan Nabi Isa ‘alaihis salam.
>>Dajjal, Seberat-Beratnya Ujian<<
Keluarnya Dajjal merupakan di antara
tanda datangnya kiamat. Fitnah (cobaan) yang ditimbulkan oleh Dajjal
adalah seberat-beratanya ujian yang akan dihadapi manusia.
Dalam sebuah hadits shahih disebutkan;
“Tidak ada satu pun makhluk sejak
Adam diciptakan hingga terjadinya kiamat yang fitnahnya (cobaannya)
lebih besar dari Dajjal.” (HR. Muslim no. 2946) An Nawawi rahimahullah
menerangkan, “Yang dimaksud di sini adalah tidak ada fitnah dan masalah
yang lebih besar daripada fitnah Dajjal.”
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia
berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri di hadapan
manusia lalu memuji Allah karena memang Dialah satu-satunya yang berhak
atas pujian kemudian beliau menceritakan Dajjal. Beliau bersabda;
“Aku akan menceritakannya kepada
kalian dan tidak ada seorang Nabi pun melainkan telah menceritakan
tentang Dajjal kepada kaumnya. Sungguh Nabi Nuh ‘alaihis salam telah
mengingatkan kaumnya. Akan tetapi aku katakan kepada kalian tentangnya
yang tidak pernah dikatakan oleh seorang Nabi pun kepada kaumnya, yaitu
Dajjal itu buta sebelah matanya sedangkan Allah sama sekali tidaklah
buta”. (HR. Bukhari no. 3337 dan Muslim no. 169)
Dari Anas, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda’
“Tidaklah seorang Nabi pun diutus
selain telah memperingatkan kaumnya terhadap yang buta sebelah lagi
pendusta. Ketahuilah bahwasanya dajjal itu buta sebelah, sedangkan Rabb
kalian tidak buta sebelah. Tertulis di antara kedua matanya “KAAFIR”.” (HR. Bukhari no. 7131)
Perlu diketahui, Lafal Al-Masih dapat
berarti Ash-shiddiq (yang benar /suka kepada kebenaran) dan adhalil
Al-Kadzdzab (yang sesat lagi pembohong). Maka Al- Masih Isa
‘alaihissalam adalah Ash-Shiddiq, sedang Al-Masih Ad- Dajjal Adalah
Adh-dhalil Al-Kadzdzab.
Allah menciptakan dua Al-Masih yang
kontradiktif. Isa ‘alaihissalam adalah Al- Masih pembawa petunjuk. yang
dapat menyembuhkan tuna netra dan penyakit sopak (penyakit kulit yang
tidak memiliki zat warna). dan dapat menghidupkan orang mati dengan izin
Allah. Sedang Dajjal adalah Al- Masih kesesatan yang menyebarkan fitnah
kepada manusia dengan kejadian-kejadian luar biasanya seperti
menurunkan hujan. menghidupkan bumi dengan tumbuh- tumbuhan dan
sebagainya. Dajjal disebut masih karena salah satu matanya terhapus
(buta), atau karena ia menghapus bumi selama empat puluh hari. [Periksa:
An- Nihayah Fi Gharibil Hadits 4 : 326- 327 ; dan Li-sanul Arab 3 :
594- 595 ]
Dan pendapat yang pertama (bahwa Dajjal
buta sebelah matanya) adalah pendapat yang lebih kuat berdasarkan hadits
“Bahwasanya Dajjal terhapus (buta) sebelah matanya. ” [Shahih Muslim,
Kitabul Fitan wa Asyrothis Sa 'ah, Bab Dzikrid Dajjal 18 : 61]
Jadi “Al Masih” mempunyai 2 makna sesuai
konteksnya. [catatan kecil: contoh kata "al-Haram" dalam konteks
Masjidil Haram berbeda dengan Haram dalam konteks Fiqh]
>>Berita Tentang Kemunculan Dajjal adalah Hadits Mutawatir <<
Sebagian hadits mengenai Dajjal telah
dikemukakan di atas. Sebagian lainnya akan kita temukan pada bahasan
selanjutnya mengenai Dajjal. Intinya, semua hadits-hadits tersebut
menunjukkan bahwa di akhir zaman, akan muncul Dajjal. Berita tentang
Dajjal ini diriwayatkan dalam riwayat yang amat banyak, sampai derajat
mutawatir. Hadits-hadits yang membicarakan tentang Dajjal pun berasal
dari kitab Shahih Bukhari dan Muslim. Oleh karena itu, orang yang
meragukan tentang hal ini, dialah yang sungguh aneh.
Al Qadhi mengatakan, “Hadits-hadits yang
disebutkan oleh Imam Muslim dan selainnya mengenai kisah Dajjal
benar-benar sebagai hujjah bagi madzhab yang berada di atas kebenaran
bahwa Dajjal benar adanya. Dajjal adalah benar-benar manusia. Allah
mendatangkannya untuk menguji para hamba-Nya. Allah memberikan pada
Dajjal berbagai ilahiyah (ketuhanan), yaitu dengan menghidupkan mayit
yang sebelumnya ia matikan, menumbuhkan tanaman, menyuburkan tanah dan
kebun, menjadikan api dan dua macam sungai. Kemudian Dajjal pun akan
mengeluarkan berbagai macam perbendaharaan di dalam bumi, ia akan
menurunkan hujan dari langit, dan tanah pun akan tumbuh tanaman. Ini
semua dilakukan atas kuasa dan kehendak Allah. Kemudian setelah itu,
Allah Ta’ala membuat ia tidak bisa berbuat apa-apa. Namun tidak ada yang
bisa membunuh Dajjal dan menghancurkan berbagai urusannya melainkan
‘Isa ‘alaihis salam. Allah pun akhirnya mengokohkan hati orang beriman.
Inilah madzhab Ahlus Sunnah, keyakinan para pakar hadits, para fuqoha
dan para ulama peneliti lainnya.”
“Tidak ada satu pun makhluk sejak Adam diciptakan hingga terjadinya kiamat yang fitnahnya (cobaannya) lebih besar dari Dajjal.” (HR. Muslim no. 2946)
Al Baghowi mengatakan:
“Sebagian ulama mengatakan: yaitu yang
lebih besar dari ujian Dajjal. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahuinya, yaitu orang Yahudi yang selalu memperdebatkan tentang
Dajjal.”[Ma’alimut Tanzil, Al Husain bin Mas’ud Al Baghowi, Dar
Thoyibah, cetakan keempat, tahun 1417 H]
wallahu a’lam bi al-shawab
Sumber : Artikel no 32 Oleh Zaidun Zulkarnain