Obskuriti ::: Merdesa Boeng !!!

Why you ask me???



you`re free, born free, live free, so free Iam dead ashes to ashes dust to dust god bless you all what do you want wanna say there is no answer here what do you gonna do there is nothing lift here all they give got just pain and tear well, I just want to say … Iam dead

PT.DI Dimata Dunia

0 comments

Ibarat gadis cantik yang malu-malu dan lebih sering mengurung diri di rumah, PT Dirgantara Indonesia terus mendapatkan pinangan dari berbagai perusahaan penerbangan manca negara. Pinangan terbesar datang dari Konsorsium industri dirgantara Eropa, EADS (European Aeronautic Defence and Space Company). EADS merupakan penggabungan dari: Arospatiale-Matra (Perancis), Dornier GmbH dan DaimlerChrysler Aerospace AG (DASA) Jerman; serta Construcciones Aeronuticas SA (CASA) Spanyol. Mereka meminang PT DI agar menjadi pemasok komponen skala besar pesawat-pesawat buatan EADS.


Pinangan EADS ini terkait dengan program regionalisasi industri EADS yang menetapkan 50 persen pembuatan komponen-komponen produk, dilakukan langsung di kawasan pemasaran. Untuk Asia-Pasifik, EADS mempertimbangkan PT DI.

11 Juni 2012 EADS mengutus dua petingginya ke PT DI, Philippe Advani (Vice President Global Sourcing Network) dan Pierre Guillet (Deputy President Director for Marketing Survey), disertai 20 kepala perwakilan EADS dari berbagai negara. Mereka memantau fasilitas dan kapabilitas PT DI dalam mengerjakan pembuatan komponen pesawat CN 235, C 295 dan berbagai komponen pesanan Airbus.
A330 untuk AU Spanyol di Hanggar Getafe, Madrid
Kerjasama PT DI dengan EADS sebenarnya sudah berlangsung walau belum dalam skala besar/ massal. PTDI kini mengerjakan komponen pesawat-pesawat unggulan EADS. Dalam proyek Airbus A-380, PTDI merupakan pemasok tunggal untuk komponen Inboard Outer Fixed Leading Edge (IOFLE) yang merupakan bagian akar dari sayap A-380. Pesawat Airbus itu tidak akan bisa terbang tanpa komponen buatan PT DI. PT DI telah mengapalkan 125 komponen IOFLE atau 36 persen dari jumlah kontrak. Target pengiriman 36 set per tahun, sesuai kontrak tahun 2002.
Sementara dalam proyek Airbus A-320 /A-321, PT DI bukan saja membuat (manufacturing), tetapi juga terlibat dalam perakitan (assembling) untuk D-Nose, Pylon dan Leading Edge. kontrak kerjasama dimulai tahun 2005 dan berakhir tahun 2015 dengan pengiriman komponen sebanyak 365 set per tahun.
Sementara dalam proyek pesawat penumpang masa depan Airbus A-350, PT DI mengerjakan komponen untuk Root End Fillet Fairing (REFF) untuk pemesanan 805 set dengan rencana pengiriman 51 set per tahun. Kontrak kerjasama dilakukan PT DI dengan Spirit AeroSystem , Inggris, tahun 2010.
Khusus untuk Airbus A350, PT DI juga mendapatkan pekerjaan rancang bangun (engineering-designing). “Kami melihat itu sebagai tantangan, peluang bisnis besar yang harus diambil,” kata Asisten Dirut PT DI Bidang Sistem Manajemen Mutu Perusahaan, Sonny Saleh Ibrahim.
Produk terbaru Airbus/ EADS
Tidak itu saja. PT DI juga ditunjuk oleh Airbus Military sebagai produsen tunggal pesawat C212-400 satu-satunya di dunia. Seluruh fasilitas produksi untuk C212-400 telah dipindahkan dari San Pablo, Spanyol, ke PT DI di Bandung. Pesawat C212-400 merupakan pesawat multiguna sipil dan militer jarak pendek, berpenumpang maksimum 26 orang.
Airbus Military selanjutnya akan fokus pada pembuatan pesawat terbang berbadan lebar AM-400 sekelas dengan C-130 Hercules. Kerjasama pemindahan industri Airbus Military dari Eropa ke Indonesia itu diperbaharui tahun 2011.
Saat ini pun PT DI telah disibukkan dengan pengiriman komponen-komponen kebutuhan Airbus setiap minggunya untuk EADS. PT DI telah membuat 20 jenis komponen untuk pesawat pesawat EADS dan akan ditingkatkan menjadi 60 komponen. EADS merasa yakin dengan kemampuan PT DI, karena telah bekerjasama selama 35 tahun.
Albatros Aviation
Tidak hanya industri pembuat pesawat yang tertarik dengan PT DI. Agen penjualan dan perawatan pesawat, Albatros Aviation, Swiss juga tertarik bekerjasama dengan PT DI dan telah melakukan kunjungan. Albatros memiliki pasar di Amerika Latin, Afrika dan Asia. Mereka menjajaki PT DI sebagai mitra perawatan helikopter: Bell 412, Mi-2, Mi-17, Mi-24/Mi-35, dan Enstrom.
“Mereka sempat terkagum-kagum ketika meninjau fasilitas dan kapabilitas PT DI, karena kemampuan dan permesinan yang kita miliki tidak seperti yang mereka bayangkan,” ujar Sonny.
Tawaran untuk kerja sama juga datang dari pembuat pembuat pesawat Sukhoi Superjet 100. Sukhoi Rusia menginginkan agar PT DI membuat bagian ekor Sukhoi Superjet 100. Hampir pasti, PT DI akan menjadi salah satu pemasok komponen Sukhoi Superjet 100 dan PT DI sedang menyiapkan jadwal untuk merealisasikannya.
Belum lagi order dari dalam negeri. PT DI sedang disibukkan untuk mempercepat perakitan 7 pesawat C 295 yang dipesan TNI AU sebagai pengganti Fokker 27 ke EADS Spanyol. Kontrak kerjasama dengan EADS, 2 pesawat C 295 diproduksi di Spanyol dan 7 sisanya di PT DI. “Kami sudah masuk gigi tiga untuk produksi C 295 karena harus mengejar waktu penyelesaian sembilan pesawat pada akhir 2014,” ujar Sonny Saleh Ibrahim.
7 Unit C 295 EADS dirakit di PT DI
PT DI juga harus menyelesaikan 30 helikopter Bell 412 EP yang ditargetkan pemerintah rampung tahun 2014. “Tenggat waktu yang diingikan pemerintah untuk menuntaskan pemesanan 40 unit pesawat, pada 2014, tergolong singkat. “Saya kira, proses pengerjaannya butuh waktu minimal tiga tahun. Dananya pun besar. Tapi, kami berupaya keras menyelesaikan dan memenuhi pemesanan tersebut,” ujar Dirtektur PT DI Budi Santoso.
Bell- 412 PT DI
Saat ini PT DI telah menyerahkan tiga unit helikopter Bell 412 EP kepada Kementerian Pertahanan. Menurutnya membuat satu unit helikopter Bell 412 EP atau C 295, membutuhkan waktu sekitar 14 bulan. Belum lagi PT DI juga sedang terlibat kerjasama pembuatan pesawat tempur masa depan KFX/IFX dengan Korea Selatan.Dari penuturan Budi Santoso, tersirat PT DI mulai kewalahan memenuhi pesanan karena skema bisnis PT DI belum mencapai tingkatan perusahaan produksi massal. Mampukah Indonesia membesarkan PT DI yang sedang tumbuh dengan pesat atau peluang-peluang itu akan dilewatkan menjadi business as usual ?. Kesempatan yang diberikan dunia untuk Indonesia melalui PT DI sangat besar. Masalahnya, sejauhmana Indonesia mau meladeni tawaran tersebut, agar bisa mengikuti langkah EADS dan Sukhoi dalam bisnis penerbangan. Sudah waktunya Need for Speed PT DI, untuk peningkatan skala bisnis dan produksi.
 
Sumber :  www.jakartagreater.com
Share this article :
 
Support : Rakjat Koeasa |
Copyright © 2009. Spotaker Blank - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by Spotaker Blank
Proudly powered by Blogger